Kala itu,saat matahari tengah beristirahat dan membiarkan bulan menggantikannya untuk menyinari bumi,kau datang ke cerita dalam tidurku. Orang biasanya menyebut itu dengan mimpi. Kau datang ke dalam mimpiku dengan seenaknya,tanpa juga ku suruh. Dimana sopan santunmu?membiarkan terus menerus larut dalam pikiranku sendiri karena memikirkann kehadiranmu di mimpiku. Aku pun bingung,entah aku harus senang karena kau hadir kedalam mimpiku atau justru aku harus kesal karena kau membuatku seperti orang kehilangan akal karena tersenyum senyum sendiri. Ya kau tahu pastu mengapa aku senyum senyum sendiri.
Jujur,ingin rasanya aku melanjutkan mimpiku itu.tapi,aku hanya takut,jika saja yang hadir ke mimpiku bukan dirimu,melainkan sosok lain yang sedang mengejar ngejarku. Ya aku pernah mengalaminya.
Mungkin aku terlalu memikirkanmu sehingga kau tiba tiba masuk kedalam cerita malamku. Meski aku sadar,kau tidak akan pernah memikirkanku walau sekalipun,aku tetap tidak bisa berhenti membiarkanmu berlarian di otakku. Jangankan memikirkanku,mungkin kau tahu bahwa aku hidup dan ada didunia ini saja tidak mungkin . Aku terlalu kecil untuk membuatmu mengenalku dan masu keduniamu.
Bahkan dalam mimpiku,kau seperti tidak mengenal ku juga.Hah,apa dunia sekejam ini? Hanya membiarkan satu pihak mengejar sedangkan pihak lain terus berlari.bagaimana bisa sampai untuk menggapainya?oh,tapi tenang saja,aku tidak akan membiarkan kaki ku ini berhenti mengejarmu.